Hei, kalian masih ingat Hukum Newton III? yah, walaupun aku sama sekali tidak menyukai pelajaran Fisika (dan sekarang mata kuliah ku sedikit banyak belajar tentang itu), tapi tidak untuk hukum yang satu ini. Aku masih sangat mengingatnya. Selain karena kalimatnya singkat, menurutku hukum ini sangat bermakna. Aksi = Reaksi. Siapa yang bisa lupa dengan hukum ini?.
Paku bisa tertanam karena di pukul dengan palu, gerobak bisa berjalan karena di dorong, seruling bisa berbunyi karena di tiup, dan lain-lain. Ya, begitulah, hukum sebab-akibat. Ketika sebuah benda memberikan gaya kepada benda lain maka benda kedua tersebut membalas dengan memberikan gaya kepada benda pertama, di mana gaya yang diberikan sama besar tetapi berlawanan arah. bisa berlaku untuk apa saja, bukan? dan hei, itu jika kau melakukannya ke suatu benda. Bagaimana jika kau memberikan 'gaya' tersebut kepada manusia, bahkan kepada Tuhan? Apakah akan di berikan gaya balik yang sama besar?.
Ada sebongkah rasa bahagia ketika kita menolong orang lain, kemudian melihat orang itu bahagia. Kebahagiaan itu sudah cukup sebagai gaya balik dari pertolongan yang kita berikan. Tapi sadar kah, kau telah menolong seorang manusia, makhluk ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang, Maha Pemberi, dan Maha Kaya? Balasan bagi mu tidak hanya kebahagiaan melihat senyum orang yang kau tolong. Ada hadiah yang lain, karena Tuhan mu sangat suka melihat kau menolong orang lain, membahagiakan orang lain. dan tentu saja hadiah itu lebih besar, jauuuh lebih besar. Percayalah, jika pun tidak di balas di dunia, di akhirat pasti di balas.
Maka perkenankanlah aku menceritakan suatu cerita. Pada suatu hari Ferdi dan Ali sedang bermain PES di kontrakan mereka. Mereka adalah teman dari satu daerah, yang sama-sama merantau dan memutuskan untuk tinggal di satu kontrakan. Di tengah asyiknya bermain PES, tiba-tiba terdengar suara gelas pecah dari dalam kamar. Sontak mereka kaget dan langsung beranjak melihat ke kamar. Ternyata di kamar, Reza telah tergeletak di lantai dengan muka pucat dan kejang-kejang. Dengan cepat Ferdi langsung memanggil angkot yang biasa melintas di depan kontrakan mereka dan menyuruh mengosongkan penumpang di angkot tersebut. Ferdi dan Ali pun membawa Reza ke rumah sakit terdekat.
Setibanya di rumah sakit, supir angkot tersebut tidak mau di bayar. Dia ikhlas katanya. Sambil mengucapkan banyak-banyak terima kasih, Ferdi dan Ali langsung membopong Reza ke ruang gawat darurat, dan belum sampai di ruang gawat darurat Reza sudah di tangani oleh perawat rumah sakit menaiki kasur roda.
Kabar buruknya Reza harus harus di rawat inap dan untuk di rawat inap Reza harus membayar uang muka sebesar Rp 200.000 . Tentu saja saat itu Reza belum sadarkan diri, orang tua Reza baru di kabari dan baru akan sampai kota tujuan setelah melakukan perjalanan selama 7 jam menggunakan pesawat (karena ada transit). Maka Ferdi dan Ali menggunakan uang mereka, masing-masing Rp 100.000 dan masing-masing itu juga adalah uang terakhir di bulan itu. Berat, tapi mereka ikhlas.
Tuhan menyaksikan hal itu dan Tuhan membalasnya cepat sekali. Tidak harus menunggu sehari - dua hari, 7 jam setelah keberangkatan orang tua Reza, tibalah ia di rumah sakit. Dengan berlinangan air mata Ibunya Reza menciumi Reza yang baru mulai siuman, menanyakan kabarnya, menanyakan apa penyebabnya, sakit apa, dan lain lain, terlihat sekali kekhawatiran dari raut wajahnya.
Setelah kondisi sudah baikan, Ibunya Reza sudah tidak lagi menangis, dan Reza sudah mulai bisa berbicara, orang tua Reza menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Ferdi dan Ali dan memberikan sebuah amplop atas rasa terimakasihnya itu. Siapa yang tahu hei, isi amplop itu Rp 500.000. Lebih dari dua kali lipat dari yang telah Ferdi dan Ali berikan.
Kasih sayang Tuhan tidak sampai di situ. Siapa yang tahu lagi, Ayahnya Reza adalah pegusaha besar yang kaya raya. Reza menceritakan kepada ayahnya bahwa Ferdi dan Ali adalah teman dekatnya, teman yang sangat baik, pintar akademis, tetapi berasal dari keluarga yang tidak mampu. Satu bulan dari cerita Reza kepada ayahnya tersebut, Ferdi dan Ali mendapatkan surat yang berisi tentang tawaran beasiswa kuliah dari perusahaan ayahnya Reza.
Aduhai, Tuhan baik sekali kan? Kalian tahu apa yang terjadi pada supir angkot yang juga ikut menjadi bagian tolong-menolong tersebut? Pada bulan itu istrinya yang sudah 7 tahun menikah tidak punya anak akhirnya hamil. Bukan main ia bersyukur. Tuhan menambah nikmat-Nya lagi, supir angkot tersebut selalu ramai penumpang, dia mendapatkan untung yang berlipat. 5 tahun kemudian dia bisa membeli angkot sendiri, sekarang dia tidak lagi meminjam angkot dan membayar setoran angkot tiap bulannya.
Maka dari itu, jika kalian ingin hidupnya di tolong Tuhan, maka tolonglah orang lain.
6-6-2013
23:16
Adelia Rahmah